Selasa, 13 September 2011

GAGAL GINJAL

BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Ginjal merupakan salah satu organ vital yang ada. Fungsi ginjal adalah 
tempat membersihkan darah dari berbagai zat hasil metabolisme tubuh 
dan berbagai racun yang tidak diperlukan tubuh serta dikeluarkan berbentuk 
air seni.

Selain itu ginjal berfungsi sebagai pengatur tekanan darah, 
mempertahankan kadar cairan tubuh dan elektrolit (ion-ion), mengatur 
keadaan kalsium pada tulang, dan mengatur produksi sel ddarah merah. 
Begitu banyak fungsi ginjal maka kita harus menjaga ginjal dengan 
sebaik mungkin.

      Seperti organ tubuh lainnya, ginjal juga bisa menderita penyakit atau 
kelainan. Kelainan ginjal bisa berupa penyakit ringan, seperti infeksi saluran 
kemih atau yang sangat berat seperti gagal ginjal yang memerlukan pengobatan 
cuci darah.Kelainan terjadi pada ginjal dapat diakibatkan penyakit ginjal sendiri
(penyakit ginjal primer) atau merupakan komplikasi penyakit sistematik (penyakit 
ginjal sekunder) seperti penyakit kencing manis (diabetes), dan lain-lain. 
Kelainan yang terjadi pada ginjal ringan dapat sembuh dengan sempurna 
bahkan kadang-kadang hanya dengan   pengobatan pengaturan diet. Kelainan ginjal
 yang tidak diobati dengan sempurna dapat berkembang menjadi penyakit ginjal 
kronis. Bila penyakit kronis dibiarkan, dapat berlanjut menjadi gagal
ginjal terminal (GGT) yang membutuhkan pengobatan cuci darah 
atau cangkok ginjal.
 
      Dari penjelasan diatas kami ingin menjelaskan penyakit ginjal lebih 
menyeluruh agar para pembaca dan kami penulis lebih mengerti tentang 
fungsi ginjal dan  penyakit – penyakit ginjal.
 
B.   Tujuan Penulisan
            Adapun tujuan penulisan makalah ini meliputi :
1.            Tujuan Umum
Kelompok kami mampu memahami materi dan mempelajari materi yang 
kami bahas. Dan untuk melengkapi tugas KMB yang telah diberikan.
2.            Tujuan Khusus
a). Para pembaca dapat mengetahui tentang materi yang kami bahas.
b). Para pembaca dapat mengetahui asuhan keperawatan pada pasien 
trauma medulla spinalis.

C.   Ruang Lingkup Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini kelompok membatasi pembahasan 
pada “ Penyakit Gagal Ginjal “.

D.   Metode Penulisan
Dalam Penulisan makalah ini kelompok kami menggunakan tehnik 
pengumpulan data dengan cara :
a). Studi Kepustakaan
Mengumpulkan bahan dari buku – buku yang berhubungan 
dengan penyakit gagal ginjal.
b). Studi Dokumentasi

BAB II
GAGAL GINJAL AKUT

1)            DEFINISI


a.        Gagal ginjal terjadi ketika ginjal tidak mampu mengangkut sampah metabolik 
tubuh atau ginjal gagal melakukan fungsi regulernya
b.        Suatu bahan yang biasanya dieliminasi di urin menumpuk dalam cairan tubuh 
akibat gangguan eksresi renal dan menyebabkan gangguan fungsi endokrine, metabolik, cairan, elektrolit dan asam basa.

2)            ETIOLOGI

Tiga kategori utama kondisi penyebab gagal ginjal akut adalah :

a. Kondisi Pre Renal (hipoperfusi ginjal)

Kondisi pra renal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal dan 
turunnya laju filtrasi glumerulus. Kondisi klinis yang umum yang 
menyebabkan terjadinya hipoperfusi renal adalah :
§  Penipisan volume
§  Hemoragi
§  Kehilangan cairan melalui ginjal (diuretik, osmotik)
§  Kehilangan cairan melalui saluran GI (muntah, diare, selang nasogastrik)
§  Gangguan efisiensi jantung
§  Infark miokard
§  Gagal jantung kongestif
§  Disritmia
§  Syok kardiogenik
§  Vasodilatasi
§  Sepsis
§  Anafilaksis
§  Medikasi antihipertensif atau medikasi lain yang menyebabkan vasodilatasi


b.Kondisi Intra Renal (kerusakan aktual jaringan ginjal)

Penyebab intra renal gagal ginjal akut adalah kerusakan glumerulus atau 
tubulus ginjal yang dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini :
§  Cedera akibat terbakar dan benturan
§  Reaksi transfusi yang parah
§  Agen nefrotoksik
§  Antibiotik aminoglikosida
§  Agen kontras radiopaque
§  Logam berat (timah, merkuri)
§  Obat NSAID
§  Bahan kimia dan pelarut (arsenik, etilen glikol, karbon tetraklorida)
§  Pielonefritis akut
§  Glumerulonefritis

c. Kondisi Post Renal (obstruksi aliran urin)

Kondisi pasca renal yang menyebabkan gagal ginjal akut biasanya akibat 
dari obstruksi di bagian distal ginjal. Obstruksi ini dapat disebabkan oleh
kondisi-kondisi sebagai berikut :
§  Batu traktus urinarius
§  Tumor
§  BPH
§  Striktur
§  Bekuan darah

3)            PATOFISIOLOGI

Terdapat empat tahapan klinik dari gagal ginjal akut sebagai berikut :

a.        Periode Awal
Merupakan awal kejadian penyakit dan diakhiri dengan terjadinya oliguria.
b.        Periode Oliguri
Pada periode ini volume urin kurang dari 400 ml/24 jam, disertai dengan 
peningkatan konsentrasi serum dari substansi yang biasanya diekskresikan oleh
ginjal (urea, kreatinin, asam urat, kalium dan magnesium). Pada tahap ini untuk 
pertama kalinya gejala uremik muncul, dan kondisi yang mengancam jiwa seperti
hiperkalemia terjadi.

c.        Periode Diuresis
Pasien menunjukkan peningkatan jumlah urin secara bertahap, disertai tanda
perbaikan glumerulus. Nilai laboratorium berhenti meningkat dan akhirnya menurun. 
Tanda uremik mungkin masih ada, sehingga penatalaksanaan medis dan 
keperawatan masih diperlukan. Pasien harus dipantau ketat akan adanya dehidrasi
selama tahap ini. Jika terjadi dehidrasi, tanda uremik biasanya meningkat.
d.        Periode Penyembuhan
-          Merupakan tanda perbaikan fungsi ginjal dan berlangsung selama 3 - 12 bulan
-          Nilai laboratorium akan kembali normal
-          Namun terjadi penurunan GFR permanen 1% - 3%

4)            MANIFESTASI KLINIK

a.        Perubahan  haluaran urine (haluaran urin sedikit, mengandung darah dan 
gravitasinya rendah (1,010) sedangkan nilai normalnya adalah 1,015-1,025)
b.        Peningkatan BUN, creatinin
c.        Kelebihan volume cairan
d.        Hiperkalemia
e.        Serum calsium menurun, phospat meningkat
f.         Asidosis metabolik
g.        Anemia
h.        Letargi
i.          Mual persisten, muntah dan diare
j.          Nafas berbau urin
k.        Manifestasi sistem syaraf pusat mencakup rasa lemah, sakit kepala, kedutan otot
dan kejang

5)            EVALUASI DIAGNOSTIK

a.        Urinalisis
b.        Kimia darah
c.        IVP, USG, CT

6)            PENATALAKSANAAN

a.        Mempertahankan keseimbangan cairan

Penatalaksanaan keseimbangan cairan didasarkan pada pengukuran berat badan 
harian, pengukuran tekanan vena sentral, konsentrasi urin dan serum, cairan yang 
hilang, tekanan darah, dan status klinis pasien.
Masukan dan haluaran oral dan parenteral dari urin, drainase lambung, feses, 
drainase luka, dan perspirasi dihitung dan digunakan sebagai dasar untuk terapi 
penggantian cairan.

b.        Penanganan hiperkalemia :

Peningkatan kadar kalium dapat dikurangi dengan hal-hal berikut :
-          Glukosa, insulin, kalsium glukonat, natrium bikarbonat (sebagai tindakan darurat sementara untuk menangani heperkalemia)
-          Natrium polistriren sulfonat (kayexalate) (terapi jangka pendek dan digunakan 
bersamaan dengan tindakan jangka panjang lain)
-          Pembatasan diit kalium
-          Dialisis

c.         Menurunkan laju metabolism

§  Tirah baring
§  Demam dan infeksi harus dicegah atau ditangani secepatnya
§   
d.        Pertimbangan nutrisional
§  Diet protein dibatasi sampai 1 gram/kg selama fase oligurik.
§  Tinggi karbohidrat
§  Makanan yang mengandung kalium dan fosfat (pisang, jus jeruk, kopi) dibatasi, maksimal 2 gram/hari
§  Bila perlu nutrisi parenteral

e.         Merawat kulit
§  Masase area tonjolan tulang
§  Alih baring dengan sering
§  Mandi dengan air dingin

f.          Koreksi asidosis
§  Memantau gas darah arteri
§  Tindakan ventilasi yang tepat bila terjadi masalah pernafasan
§  Sodium bicarbonat, sodium laktat dan sodium asetat dapat diberikan untuk 
mengurangi keasaman

g.           Dialisis
Dialisis dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi gagal ginjal akut 
yang serius, seperti hiperkalemia, perikarditis, dan kejang. Dialisis memperbaiki 
abnormalitas biokimia, menghilangkan kecenderungan perdarahan, dan membantu 
penyembuhan luka.

Hal-hal berikut ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk segera dilakukan 
dialisis :
1.        Volume overload
2.        Kalium > 6 mEq/L
3.        Asidosis metabolik (serum bicarbonat kurang dari 15 mEq/L)
4.        BUN > 120 mg/dl
5.        Perubahan mental signifikan
BAB III
GAGAL GINJAL KRONIS

1)    DEFINISI

ð   Merupakan penyakit ginjal tahap akhir
ð   Progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan 
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia
( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1448)

2)    ETIOLOGI
*            Diabetus mellitus
*            Glumerulonefritis kronis
*            Pielonefritis
*            Hipertensi tak terkontrol
*            Obstruksi saluran kemih
*            Penyakit ginjal polikistik
*            Gangguan vaskuler
*            Lesi herediter
*            Agen toksik (timah, kadmium, dan merkuri)
( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1448)

3)    PATOFISIOLOGI
*             Penurunan GFR
Penurunan GFR dapat dideteksi dengan mendapatkan urin 24 jam untuk
pemeriksaan klirens kreatinin. Akibt dari penurunan GFR, maka klirens kretinin akan
menurun, kreatinin akn meningkat, dan nitrogen urea darah (BUN) juga akan 
meningkat.

*             Gangguan klirens renal
Banyak masalah muncul pada gagal ginjal sebagai akibat dari penurunan jumlah glumeruli yang berfungsi, yang menyebabkan penurunan klirens (substansi darah yang seharusnya dibersihkan oleh ginjal)

*             Retensi cairan dan natrium
Ginjal kehilangan kemampuan untuk mengkonsentrasikan atau mengencerkan urin
secara normal. Terjadi penahanan cairan dan natrium; meningkatkan resiko
terjadinya edema, gagal jantung kongestif dan hipertensi.

*             Anemia
Anemia terjadi sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak adequate,
memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi, dan kecenderungan untuk
terjadi perdarahan akibat status uremik pasien, terutama dari saluran GI.

*             Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat
Kadar serum kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan yang saling timbal balik,
jika salah satunya meningkat, yang lain akan turun. Dengan menurunnya GFR, maka
terjadi peningkatan kadar fosfat serum dan sebaliknya penurunan kadar kalsium.
Penurunan kadar kalsium ini akan memicu sekresi parathormon, namun dalam
kondisi gagal ginjal, tubuh tidak berespon terhadap peningkatan sekresi
parathormon, akibatnya kalsium di tulang menurun menyebabkab perubahan pada 
tulang dan penyakit tulang.

*             Penyakit tulang uremik(osteodistrofi)
Terjadi dari perubahan kompleks kalsium, fosfat, dan keseimbangan parathormon.
( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1448)

4)    MANIFESTASI KLINIK
v   Kardiovaskuler
-          Hipertensi
-          Pitting edema
-          Edema periorbital
-          Pembesaran vena leher
-          Friction rub pericardial

v   Pulmoner
-          KrekelS
-          Nafas dangkal
-          Kusmaul
-          Sputum kental dan liat

v   Gastrointestinal
-                 Anoreksia, mual dan muntah
-                 Perdarahan saluran GI
-                 Ulserasi dan perdarahan pada mulut
-                 Konstipasi / diare
-                 Nafas berbau ammonia

v   Muskuloskeletal
-                 Kram otot
-                 Kehilangan kekuatan otot
-                 Fraktur tulang
-                 Foot drop

v   Integumen
-                 Warna kulit abu-abu mengkilat
-                 Kulit kering, bersisik
-                 Pruritus
-          Ekimosis
-          Kuku tipis dan rapuh
-          Rambut tipis dan kasar
v  Reproduksi
-          Amenore
-          Atrofi testis
( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1450)


5)    PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK]
a.    URIN
-       Volume            : biasanya kurang dari 400ml/24 jam atau tidak ada(anuria)
-          Warna             : secara abnormal urin keruh kemungkinan disebabkan oleh pus,
bakteri, lemak, fosfat atau uratsedimen kotor, kecoklatan menunjukkan adanya darah,
Hb, mioglobin, porfirin
-          Berat jenis         : kurang dari 1,010 menunjukkan kerusakan ginjal berat
-     Osmoalitas        : kurang dari 350 mOsm/kg menunjukkan kerusakan ginjal tubular dan rasio urin/serum sering 1:1
-          Klirens kreatinin         : mungkin agak menurun
-   Natrium:lebih besar dari 40 mEq/L karena ginjal tidak mampu mereabsorbsi natrium
-   Protein           : Derajat tinggi proteinuria (3-4+) secara kuat menunjukkan kerusakan glomerulus bila SDM dan fragmen juga ada

b.    DARAH
-          BUN/ kreatinin: meningkat, kadar kreatinin 10 mg/dl diduga tahap akhir
-          Ht          : menurun pada adanya anemia. Hb biasanya kurang dari 7-8 gr/dl
-          SDM     : menurun, defisiensi eritropoitin
-          GDA      :asidosis metabolik, ph  kurang dari 7,2
-                                                                                       Natrium serum : rendah
-                                                                                       Kalium: meningkat
-                                                                                       Magnesium; Meningkat
-                                                                                       Kalsium ; menurun
-                                                                                       Protein (albumin) : menurun

c.   OSMOLARITAS SERUM : lebih dari 285 mOsm/kg
d.   PELOGRAM  RETROGRAD : abnormalitas pelvis ginjal dan ureter
e.   ULTRASONO GINJAL  : menentukan ukuran ginjal dan adanya masa , kista, 
obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas
f.     ENDOSKOPI GINJAL, NEFROSKOPI : untuk menentukan pelvis ginjal, keluar batu, 
hematuria dan pengangkatan tumor selektif
g.   ARTERIOGRAM GINJAL: mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi 
ekstravaskular, masa
h.   EKG: ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa
(Doenges, E Marilynn, 2000, hal 628- 629)

6)    PENATALAKSANAAN

1.    Dialisis
2.    Obat-obatan: anti hipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen kalsium, 
furosemid
3.    Diit rendah uremi
( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1449)

7)    KOMPLIKASI

1.         Hiperkalemia
2.         Perikarditis, efusi pericardial dan tamponade jantung
3.         Hipertensi
4.         Anemia
5.         Penyakit tulang
( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1449) 


BAB IV
GAGAL GINJAL TERMINAL
S  Pengertian
   keadaan dimana fungsi ginjal telah menurun hingga kurang mampu membuang 
limbah dalam tubuh, atau bahkan telah kehilangan fungsinya sama sekali. 
Padahal dengan kemampuannya itu, ginjal memiliki fungsi untuk:
Mempertahankan kadar cairan tubuh dan elektrolit (ion-ion); Mengatur tekanan 
darah; Mengatur keadaan kalsium (zat kapur) pada tulang; Mengatur produksi sel
darah merah.
S  Etiologi
   Gagal ginjal terminal terjadi apabila penanganan gagal ginjal sebelumnya belum
seutuhnya sehingga menyebabkan kerusakan ginjal yang lebih dan disebut juga 
dengan gagal ginjal terminal.
S  Manifestasi Klinis
-                Adanya riwayat penyakit ginjal.
-                Infeksi saluran kemih.
-                Sakit kepala.
-                Lelah.
-                Letargi
-                Gangguan pertumbuhan.
-                Anorexia.
-                Muntah.
-                Retensi urine.
-                Edema.

S   Pemeriksaan Diagnostik
a). Pemeriksaan urine lengkap. Untuk melihat volume, warna,   sediment, 
berat jenis, kreatinin dan protein.
 b). Pemeriksaan darah Lengkap. Untuk mengetahui BUN, sel darah merah, 
natrium serum, kalium magnesium fosfat, protein dan osmolaritas serum.
 c). Pielografi intravena dapat menunjukkan abnormalitas pelvis ginjal dan 
ureter, pielografi retrograde dilakukan bila dicurigai ada obstruksi yang 
reversible, dan arteriogram ginjal untuk mengkaji sirkulasi ginjal dan mengi
dentifikasi ekstravaskuler, massa.
d). Sisteuretrogram berkemih, menunjukkan ukuran kandung kemih, refluks 
kedalaman ureter, retensi.
e). Ultrasono ginjal, dapat menunjukkan ukuran kandung kemih, adanya 
massa, obstruksi pada perkemihan bagian atas.
f). EKG, kemungkinan adanya abnormal menunjukkan ketidakseimbangan 
elektrolit dan asam basa, aritmia, hipertrofi ventrikel, dan tanda – tanda 
perikarditis.
 
S Penatalaksanaan
ü  Dialisis

Dialisis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal akut yang

serius, seperti hiperkalemia, perikarditis dan kejang. Perikarditis memperbaiki abnormalitas biokimia ; menyebabkan caiarn, protein dan natrium dapat 
dikonsumsi secara bebas ; menghilangkan kecendurungan perdarahan ; dan 
membantu penyembuhan luka.
ü  Transplantasi Ginjal
Transplantasi merupakan terapi yang dipilih para penderita penyakit GGT, namun biaya yang mahal dan ginjal yang tersedia sangat terbatas yang menjadi kendala para penderita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar